“Penggunaan cairan (orang awam menyebutnya minyak) rem sembarangan bisa mengakibatkan karet seal menjadi rusak. Kalau menggunakan cairan rem yang ber-Standar Nasional Indonesia (SNI) pasti tidak merusak sehingga tidak ada kebocoran,” Hendry Sada, Operational Director PT Autochem Industry, produsen cairan rem Prestone, di Tangerang.
Banyak pengguna kendaraan kurang memperhatikan pentingnya merawat rem kendaraanya, padahal perawatan pada rem suatu kendaraan adalah hal yang penting, sebab jika hal itu kita biarkan dapat menyebabkan kecelakaan karena rem tidak berfungsi atau biasa disebut Rem Blong.
Hendry menambahkan selain penggunaan cairan rem yang bagus, setiap 10 ribu kilometer harus mengganti atau menguras cairan rem. Karena cairan yang lama tidak tercampur dengan baru. Jika mencampur bisa membuat rem menjadi ‘blong’.
“Sebenarnya hal paling benar adalah bukan menambahkan cairan rem apabila berkurang, tapi menguras dan mengganti dengan cairan baru. Karena titik didih cairan rem lama sudah berkurang. Sedangkan cairan baru memiliki standar titik didih 250 derajat celcius,” terangnya.
Titik didih dimaksud adalah bisa menahan gesekan panas antara bantalan rem (brake pad) dengan cakram sampai 250 derajat. Makanya kalau cairan rem lama ditambah dengan cairan baru jelas mengurangi titik didihnya.